Hidup di era burem.
Se-burem kertas roti yang nggak jelas maksud warnanya mau ke putih apa ke item.
Klo ada gambarnya, kya' abis diwarnain anak pra-tk.
Warna-warni, serba keluar garis.
Ngewarnainnya juga awut2an ga jelas.
Mumpung ada sarana, semua angkat suara.
Bener-salah urusan ntar.
Karena yg salah bisa jadi bener, yg bener eh taunya salah. Keder.
"Kok bisa ya?"
"Ya bisa dong, kita kan ga seragam."
"Aku nih beda. Nggak kaya' yg lain"
Dan yang lain juga lain lagi ngomongnya.
Intinya sama. Sama-sama beda.
Trus mana yg mesti di follow berarti?
"Mana yg lbh kuat aja deh"
"Jangan, mana yg lebih enak aja"
"Nggak ah. Mana yg lebih meyakinkan dong"
Kasian para pengikut.
Bingung pilih pemimpin karena yg dianut ajaran pembenaran yg blom tentu kebenaran.
Manggut nggak manggut terpaksa manut.
Kasian para pemimpin.
Gimana mau jadi pegangan kalo pemimpinnya aja nggak mau pegangan?
Ntar giliran salah, disorakin, diinjek, disumpahin abis-abisan.
"Lah kan situ yg milih saya?"
Dan kebureman itu terus terawat dengan awetnya.
Supaya semua sibuk dengan keluhan dan pertentangan.
Sementara itu, tikus-tikus mulai beraksi di antara kerumunan orasi.
Nggak ada yang ngeh, pada sibuk sama opini masing-masing.
Tikus-tikus malah laris-manis jualan apa aja yang bisa dibeli.
Yang nggak perlupun jadi perlu.
Sasaran empuknya antara yang lagi panas membara-bara, atau malah yang planga-plongo nggak mau tau.
Konsumen terbanyak sih tetep para "yang penting hepi..."
Nggak lupa bawa souvenir ide-ide baru yang cemerlang. Padahal menjerat.
Pulang bawa uang banyak plus oleh-oleh jaringan yg meluas.
Lumayan buat bekel konsep baru.
Buka cabang lagi deh ntar di tempat lain.
Pelan tapi pasti sampe target tercapai.
-->Saat yg lain hancur, tinggal dia yg paling kuat.
Jangan sedih, nggak usah bingung, apalagi takut.
Bukan dunia namanya kalo smuanya bersih.
Nggak ada kehancuran, nggak akan ada perbaikan.
Walaupun nantinya akan hancur juga.
Orang bilang hukum alam.
Saya bilang skenario. Dari Yang Punya Alam.
Supaya terseleksi, yang bersih dari yang kotor.
Makanya yok, sering2 dicuci pakaiannya, biar nggak ikut2an burem warnanya.
Se-nggaknya kita tau, yg bersih itu jauh lebih enak dipake daripada yg kotor.
-PROUD TO BE MUSLIM-
Saya suka cara kamu menuliskan diri kamu. Saya jadi terhibur membacanya. Ok salam kenal dari kami threelas.com
ReplyDeletePutri Arisnawati
Author
bagus refleksi dirinya, salam kenal dari www.survey-pemetaan.blogspot.com
ReplyDeleteTerima kasih udah sudi mampir sekaligus ngasih oleh-oleh ke Big Diel, mbak Putri, mas Erfan.. salam kenal juga ya. Jangan bosen buat mampir lagi ya, apalagi kalo berbaik hati ngasih kritik. kritik membangun, kritik pedes, kritik singkongpun sangat diharapkan. Masih perlu byk masukan berhubung pengeluarannya juga boros. Biar jgn sampe besar pasak drpd tiang. hehehe.
ReplyDeleteMumtaz!
ReplyDelete